Kamis, 12 November 2015

MEMBANGUN RUANG WISATA PUBLIK KOTA KUDUS

   Dengan banyaknya wisata dikudus, peluang dalam membangun wisata public di kudus sangatlah besar, ada beberapa kepentingan yang perlu di perhatikan dalam membangun ruang wisata public di kudus.
   Ada Dua kepentingan, kepentingan tersebut yaitu masyarakat Kudus yang semestinya menjadi pertimbangan dalam setiap perenca-naan pengembangan pariwisata di kota kudus.
  • Pertama, kepentingan untuk mendudukkan masyarakat kudus agar tidak lagi hanya menjadi obyek atraksi bagi wisatawan, namun juga dapat menjadi pelaku (subjek) pariwisata di lingkungan kudus sendiri.
  • Kedua, kepentingan untuk tidak hanya menjadikan masyarakat kudus selaku selaku tuan rumah (host community) bagi para wisatawan yang harus mereka layani, namun juga dapat ikut menikmati segala bentuk fasilitas dan segala wujud aktifitas wisata yang dibangun di kudus atau dengan kata lain kepentingan untuk masyarakat kudus  agar dapat menjadi wisatawan di tempat tinggalnya sendiri.

   Terkait dengan kepentingan pertama, pada saat ini segenap pelaku pariwisata (wisatawan) kita, terutama jajaran pemerintahan kota kudus selaku pemangku kebijakan telah kian menyadarinya. Bahwa tak mungkin pembangunan dunia pariwisata diKudus dapat berhasil dengan tanpa keterlibatan masyarakat setempat. Apalagi ketika pariwisata didudukkan selaku industri, karena pada saat ini pariwisata bukan lagi selaku private industry, dalam arti dapat dijalankan oleh kalangan pebisnis industri pariwisata saja, melainkan telah menjadi public industry yang memiliki ketergantungan yang begitu kuat dengan keterlibatan aktif masyarakat ditempat dimana industri pariwisata itu dibangun.
   Lain hal dengan kepentingan masyarakat yang kedua yang masih dinomorduakan. Bahkan relatif sering terlupakan. Sebaliknya, selama ini yang masih menjadi fokus perhatian adalah selalu terkait upaya untuk memenuhi kepentingan wisatawan yang ke depan ditargetkan untuk menjadi tamu bagi kota kudus yang dikembangkan agar kemudian si wisatawan dimaksud dapat merasa terpuaskan selama mereka berwisata dikudus, sehingga suatu saat diharap mereka dapat kembali berwisata ke kudus. Masih minimnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat kudus untuk berwisata tampak nyata dari kenyataan akan masih minimnya penciptaan ruang-ruang terbuka, seperti taman kota dan hutan wisata, selaku ruang rekreatif bagi masyarakat umum. Bahkan sebaliknya, terdapat banyak kasus jika pada saat ini ruang-ruang terbuka yang telah ada pun dibanyak tempat  di kudus malah telah dialihfungsikan untuk ruang komersil sehingga kian hari keberadaan ruang publik seperti ini kian menyusut.
  Masih kurangnya perhatian pemerintah kudus terhadap kebutuhan ruang aktivitas rekreatif itu sendiri menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kudus akan kebutuhan rohani masyarakat kudus relatif masih minim. Bahkan tampaknya, dengan melihat keberadaan banyaknya ruang-ruang publik yang di bangun pemerintah kudus, misalnya alun-alun dan taman kota, hingga hutan wisata atau hutan raya yang keberadaan dan kemanfaatannya malah masih dapat kita nikmati hingga saat ini, jelas sekali kalau mereka mereka sangat konsen untuk memenuhi kebutuhan ruhani masyarakat kudus. Betapa pun semestinya harus disadari bahwa masyarakat setempat pun perlu tempat untuk mereka melakukan aktivitas wisata di kudus agar masyarakat kudus tidak terjebak dalam kejenuhan akan rutinitas hidup mereka. Sehingga semestinya ketika di kota kudus akan dikembangkan menjadi kawasan wisata, paling tidak pada saat yang sama dikembangkan pula suatu ruang publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat mencari hiburan ringan, untuk tempat mereka jalan-jalan bersama keluarga atau cuci mata dan bersosialita dengan anggota masyarakat lainnya.
   Apalagi tak setiap lapisan masyarakat kudus memiliki kemampuan untuk berekreasi ke obyek-obyek wisata di kudus. Bahkan sesungguhnya bagi masyarakat kudus yang mampu untuk berwisata ke daerah lain pun, niscaya tidak dapat melakukan aktivitas wisata dalam sembarang waktu karena aktivitas wisata ini mesti membutuhkan persiapan tertentu. Padahal layaknya makan nasi, hiburan pun semestinya bisa menjadi makanan ruhaniah yang secara teratur harus terpenuhi. Karena itu semestinya ruang publik wisata itu dengan tanpa terkecuali harus pula terbuka untuk kepentingan aktivitas wisata bagi setiap elemen masyarakat kudus. Masih terlupakannya kepentingan masyarakat akan ruang untuk mereka melakukan aktivitas wisatanya adalah kiranya karena secara ekonomis kedudukan masyarakat selaku wisatawan tidak berkontribusi positif. Terutama sekali bagi pemerintahan kudus yang berkepentingan untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bahwa ketika masyarakat setempat ditempatkan selaku wisatawan, hal tersebut tentu takkan berkontribusi positif bagi peningkatan PAD kota kudus.
   Dan memang, ketika yang menjadi wisatawan dis kudus adalah masih masyarakat setempat, hal tersebut tentu takkan berpengaruh apa-apa bagi meningkatkan PAD daerah tersebut. Namun demikian, terdapat keuntungan lain ketika masyarakat kudus masih berwisata didaerahnya, yakni terkait keterjagaan kestabilan kondisi moneter di kudus dimaksud akibat uang yang dimiliki masyarakat kudus  yang dibelanjakan untuk kepentingan wisata mereka tidak sampai keluar ke daerah lain. Selain itu, terdapat satu benefit psikologis dari adanya ruang wisata tadi. Dimana ketika masyarakat kudus telah terpenuhi kebutuhan ruhaninya, atau ketika masyarakat telah tersegarkan ruhaninya, niscaya masyarakat tadi akan memiliki semangat hidup dan sikap yang optimis untuk menghadapi tantangan masa depan. Membangkitkan semangat hidup dan sikap optimis tadi semestinya harus menjadi konsen pemerintah selaku investasi psikologis pembangunan. Karena tanpa investasi psikologis ini, betapapun pembangunan negara telah dengan seksama direncanakan dan dijalankan, namun tak mungkin pembangunan dimaksud akan mencapai targetnya sebab pembangunan adalah suatu perjuangan yang penuh aral yang kemudian hanya dapat dihadapi dan dilalui oleh masyarakat yang memiliki semangat hidup dan sikap oftimis
Semoga bermanfaat J

#KudusMembangun J